GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MASA PUBERTAS PADA REMAJA SISWA DAN SISWI KELAS 1 SMPN 2 UNGARAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MASA PUBERTAS PADA REMAJA SISWA DAN SISWI KELAS 1 SMPN 2 UNGARAN





BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt). Timbul ciri-ciri sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik, kognitif serta sosial (Soetjiningsih, 2004)

Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan tubuh berpengaruh pada jiwa remaja (Soetjiningsih, 2004).

Sebelum berakhirnya proses pertumbuhan dan perkembangan pada masa kanak-kanak tubuh telah mempersiapkan diri untuk mulai memasuki tahap kematangan. Kondisi inilah yang kemudian dikenal dengan tahap remaja-pubertas yang berarti anak telah memasuki usia kedewasaan. Yang mana pada masa ini organ reproduksi telah mengalami kematangan (Hurlock,1997). Masa remaja adalah masa yang sangat penting, masa disaat seseorang banyak belajar mengenai berbagai segi kehidupan, pengalaman dan penghayatan mengenai dirinya sendiri (Mayasari,2000).

Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi. Tanda-tanda awal pubertas yang terlihat nyata adalah pembesaran payudara sedangkan yang terjadi pada pria pertama kali adalah mimpi basah. (Soetjiningsih, 2004)

Masa peralihan yang terjadi ini, tidak hanya dalam artian fisik tetapi juga psikologis. Perubahan psikologis ini muncul sebagai akibat dari perubaan fisik itu, karena perubahan fisik yang terjadi pada masa puber sangat menyolok dan jelas maka keadaan tersebut seringkali membuat remaja bingung, khawatir, canggung dan terheran-heran, sehingga remaja tidak mau menerima kondisi fisiknya. Keadaan ini menyebabkan remaja sulit mengerti dan di mengerti orang dewasa (Al-Migwar, 2006).

Data demografi menunjukan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut WHO sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun dan sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang (Soetjiningsih, 2004).

Berdasarkan hasil riset sebanyak 70,92% remaja tahu bahwa seorang pria dikatakan matang secara seksual bila sudah mengalami mimpi basah, sedangkan 8,57% remaja tidak tahu sama sekali ciri-ciri kematangan seksual laki-laki. Pada perempuan 80,04% remaja tahu bahwa ciri kematangan seksual perempuan ditandai dengan terjadinya menstruasi. 5,4 % remaja tidak tahu tentang ciri kematangan seksual perempuan (Tanjung dkk, 2001).

Riset di atas menunjukan sebagian kecil remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas. Selain itu mereka juga tidak memiliki akses terhadap pelayanan dan informasi kesehatan reproduksi. Informasi biasanya hanya diperoleh dari teman atau media, yang biasanya sering tidak akurat. Akibatnya remaja rentan terhadap pelecehan seksual, pergaulan bebas, kehamilan diluar nikah, aborsi tidak aman, IMS (Infeksi Saluran Kemih) dan lain-lain (Depkes, 2004).

Dengan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi diharapkan remaja dapat mengambil keputusan yang lebih bijak tentang apa yang seharusnya boleh mereka lakukan dan apa yang seharusnya belum boleh mereka lakukan (Dianawati, 2002).

Berdasarkan studi pendahuluan melalui wawancara langsung kepada 30 siswa di SMPN 2 Ungaran diperoleh data bahwa 19 (5,7%) anak tidak mengetahui tentang pubertas sedangkan 8 (2,4%) orang mempunyai pengetahuan, dan 3 (0,9%) siswa tahu tentang masa puber. Kurangnya informasi tentang perubahah yang terjadi pada masa puber mengakibatkan banyak remaja yang kurang memahami dan mengetahui kesehatan reproduksi yang berhubungan dengan perubahan fisik serta kurang memperhatikan perawatan pada organ-organ reproduksi sehingga kemungkinan besar akan mengakibatkan timbulnya gangguan dan kelainan pada organ reproduksi.

Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul ”Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang masa pubertas pada remaja siswa dan siswi kelas 1 SMPN 2 Ungaran”.



B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang masa pubertas pada remaja siswa dan siswi kelas 1 SMPN 2 Ungaran..



C. Tujuan Penulisan.

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang masa pubertas pada remaja siswa dan siswi kelas 1 SMPN 2 Ungaran..

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan pada remaja siswa dan siswi kelas 1 SMPN 2 Ungaran tentang pengertian pubertas.

b. Untuk mengetahui pengetahuan pada remaja siswa dan siswi kelas 1 SMPN 2 Ungaran tentang penyebab perubahan fisik pada masa pubertas.

c. Untuk mengetahui pengetahuan tentang masa pubertas pada siswa dan siswi kelas 1 SMPN 2 Ungaran yang belum dan sudah mengalami menstruasi dan mimpi basah.

d. Untuk mengetahui pengetahuan pada remaja siswa dan siswi kelas 1 SMPN 2 Ungaran tentang psikologi atau kejiwaan pada masa pubertas

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi penulis

Menambah pengetahuan tentang bagaimana gambaran tingkat pengetahuan remaja pada masa puber.

2. Manfaat bagi pendidikan

Dapat sebagai bahan untuk menambah daftar kepustakaan serta sebagai bahan pemberian konseling pada remaja tentang pubertas.

3. Manfaat bagi masyarakat/orang tua

Sebagai pengetahuan atau informasi bagi orang tua yang memiliki anak remaja untuk dapat memahami perubahan tubuh pada remaja. Sehingga orang tua dapat mengarahkan pada remajanya untuk berprilaku yang baik sehubungan dengan perubahan bentuk tubuhnya.

4. Manfaat bagi remaja

Remaja dapat memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya sehingga remaja dapat memahami dan menerima perubahan tersebut.

BAB II

TINJAUAN TEORI





A. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah pesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan (deliek), takhyul (superfitions) dan penerangan-penerangan yang keliru (Sukamto, 1998). Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan dapat melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, indera rasa dan raba. Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan, pengalaman, media masa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

1. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan diri maupun dorongan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan mencakup 6 (enam) tingkatan dalam domain kognitif, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan dalam tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau dari rangsangan yang telah diterima. Karena itulah “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan berkaitan satu sama lain.

e. Sintetis (synthesis)

Sintesis merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, atau dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.





f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kinerja yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada.

2. Cara memperoleh pengetahuan

Ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu :

a. Cara coba salah (trial and error)

Cara coba salah ini menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan lain. Bila kemungkinan kedua ini gagal maka dicoba kemungkinan ketiga dan seterusnya sampai masalah ini dapat dipecahkan. Itulah sebabnya metode ini disebut coba (trial) dan salah (error) atau metode coba salah (Notoatmodjo, 2000).

b. Tradisi atau autoritas

Dalam kehidupan manusia sehari hari banyak kebiasaan atau tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melakukan penalaran apakah yang dilakukan itu baik atau tidak. Sumber pengetahuan tentang asuhan kehamilan ini diperoleh dari bidan maupun tenaga kesehatan lainnya. Dengan kata lain diperoleh berdasarkan pengetahuan merupakan autoritas atau kekuasaan dari ahli pengetahuan yang bersangkutan. Orang lain akan menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai autoritas tanpa menguji dulu kebenarannya, karena orang itu menganggap pendapat itu sudah benar (Notoatmodjo, 2000).

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Kalimat itu mengandung makna bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara memperoleh pengetahuan, oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2000).

d. Berdasarkan alasan yang logis

Penilaian ini merupakan komponen penting dalam pendekatan ilmiah, akan tetapi alasan rasional yang terbatas karena validitas alasan deduktif tergantung informasi dimana seseorang memulai dan alasan tersebut tidak efisien untuk mengevaluasi akurasi permasalahan (Notoatmodjo, 2000).

3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003) dibedakan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu :

a. Materi

Materi atau hal yang dipelajari, yang ikut menentukan proses dan hasil belajar. Misalnya, belajar pengetahuan dan belajar sikap atau keterampilan, akan menentukan perbedaan proses belajar.



b. Lingkungan

Faktor lingkungan dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu lingkungan fisik yang terdiri dari suhu, kelembaban udara dan kondisi tempat belajar. Sedangkan faktor yang kedua adalah lingkungan sosial, yaitu manusia dengan segala interaksinya serta representasinya seperti keramaian, atau kegaduhan, lalu lintas, pasar dan sebagainya.

c. Instrumental

Faktor ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga, dan perangkat lunak (software) seperti kurikulum, pengajar, atau fasilitator belajar serta metode belajar mengajar. Untuk memperoleh hasil belajar yang efektif, faktor instrumental ini dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai materi dan subyek belajar. Misalnya metode untuk belajar pengetahuan menggunakan metode ceramah, sedangkan untuk belajar sikap, tindakan keterampilan atau perilaku digunakan metode diskusi atau demonstrasi.

d. Individu

Faktor ini dibedakan dalam kondisi fisiologis dan psikologis. Kedua hal tersebut akan mempengaruhi penilaian seseorang terhadap suatu objek. Contoh kondisi fisiologis seperti status gizi dan kondisi panca indera (terutama penglihatan dan pendengaran), sedangkan kondisi psikologis seperti pengamatan, intelejensi, daya ingat, daya tangkap, motivasi dan sebagainya.

4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan tingkatan (Notoatmodjo,1997).

Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis :

a. Pertanyaan subyektif misalnya jenis pertanyaan essai.

b. Pertanyaan obyektif misalnya jenis pertanyaan pilihan ganda (multiple choise), betul atau salah dan pertanyaan menjodohkan.

Pertanyaan essai disebut pertanyaan subyektif karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor faktor subyektif dari penilai sehingga nilainya akan berbeda dari seorang penilai satu dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang lainnya. Pertanyaan pilihan ganda, betul atau salah, menjodohkan disebut pertanyaan obyektif karena pertanyaan pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilainya tanpa melibatkan faktor subyektif dari penilai. Dari kedua jenis pertanyaan tersebut pertanyaan obyektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilainya akan lebih cepat (Arikunto,2001).



B. Remaja

1. Pengertian

Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa yang merupakan periode kritis di mana terjadi pertumbuhan yang cepat, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjingsih, 2004).

Remaja adalah masa transisi dari masa anak ke dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Pardede,2002)

Menurut Undang-Undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. Menurut Undang-Undang Perburuhan, anak dianggap remaja bila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal. Sedangkan menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki. Menurut WHO, dikatakan remaja bila anak telah berusia 10-18 tahun.

Menurut Soetjiningsih (2004) berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, remaja akan melewati tahapan berikut :

a. Masa remaja awal/dini (early adolence) umur 11-13 tahun.

b. Masa remaja pertengahan (middle adolence) umur 14-16 tahun.

c. Masa remaja lanjut (late adolence) umur 17-20 tahun



2. Perubahan-Perubahan Masa Remaja

a. Pengertian perubahan

Perubahan merupakan suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama. Seseorang dalam menerima perubahan baru dalam hidupnya melalui 3 tahap yaitu pengetahuan (knowledge), sikap ( attitude ), dan praktek ( practice) ( Notoatmodjo, 2003)

Menurut Ahmad (1999), perubahan adalah peralihan sesuatu dari keadaan tertentu menjadi keadaan yang berbeda dengan keadaanya semula.

b. Perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja:

1) Perubahan kognitif

Memasuki masa remaja seorang anak akan memiliki kemampuan berpikir ke arah operasional formal. Pemikiran mereka semakin abstrak, logis dan idealistis. Dengan kemampuan metakognisi dan daya abstraksinya diharapkan remaja mampu mengukur kemampuan diri, memiliki tujuan, menganalisa alternatif pemecahan masalah, merencanakan strategi dan mengambil suatu keputusan. (Soetjiningsih, 2004).

2) Perubahan sosial

Dalam perjalannya menuju kedewasaan, maka remaja harus berusaha mempunyai peran dalam kehidupan sosialnya, keluarga mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan remaja karena remaja merupakan lingkungan sosial pertama yang meletakkan dasar-dasar kepribadian remaja. Pola asuh orang tua sangat besar pengaruhnya bagi remaja baik pola asuh otoriter, demokratik ataupun permisif memberi dampak yang berbeda bagi remaja (Soetjiningsih, 2004).

Semakin berkembangnya sosial remaja maka remaja mulai memisahkan diri dari orang tua dan mulai memperluas hubungan dengan teman sebaya. Kelompok sebaya menjadi begitu berarti dan sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial remaja sehingga remaja menjadi sangat tergantung kepada teman sebagai sumber kesenangan dan keterkaitannya (Soetjiningsih, 2004).

3) Perubahan emosi

Suatu ciri dari remaja adalah kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang terjadi pada diri seseorang dan mempelajari dirinya sendiri. Menurut Erikson (1999), tahap selama remaja adalah berpusat pada dirinya. Perubahan pubertas memerlukan remaja untuk mengubah konsep fisik mereka, menyesuaikan diri terhadap harapan-harapan teman dan keluarga serta dalam membuat keputusan. Kemampuan intelektual remaja tumbuh, termasuk kecenderungan baru tentang refleksi dan analisis diri dan juga membuat perubahan dalam konsep diri (Djiwandono, 2002).







4) Perubahan fisik

Sepanjang masa puber akan terjadi perubahan fisik antara lain perubahan ukuran tubuh, perubahan bentuk tubuh dan munculnya ciri-ciri seks, baik ciri seks primer maupun ciri seks sekunder.

c. Penyebab Perubahan Fisik

Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas disebabkan oleh adanya kelenjar-kelenjar yang menjadi aktif didalam sistem endokrin, ketika tiba waktunya bagi remaja untuk menjadi dewasa, sebuah hormon yang disebut hormon pelepas gonadotropin (gonadotropin releasing hormon /GnRH) akan dikeluarkan oleh sebuah kelenjar dibagian otak yang disebut hypothalamus.

GnRH akan merangsang kelenjar lain yaitu kelemjar pituitari/ hypofisis, untuk melepaskan 2 jenis hormon yaitu LH (Lutenizing hormon) dan FSH (Folikel Stimulating Hormon).

Pada anak perempuan, FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur (ovarium) untuk mulai membuat hormon lain yaitu estrogen. Estrogen ini akan mempengaruhi pertumbuhan ciri-ciri kelamin sekunder, dan bersama-sama LH serta FSH terlibat dalam siklus menstruasi.

Pada anak laki-laki, FSH dan LH akan mempengaruhi buah zakar (testis) untuk mulai membuat testosteron dan sperma. Testosteron ini yang akan mempengaruhi terhadap perubahan tubuh selama masa puber. Namun setelah tercapai kematangan alat kelamin maka hormon gonad akan menghentikan aktivitas hormon pertumbuhan sehingga pertumbuhan fisik akan terhenti (Djiwandono, 2005).

d. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja

Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting antara lain perubahan ukuran tubuh, perubahan proposi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.

1) Perubahan ukuran tubuh

Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan. Pertumbuhan tinggi badan anak perempuan dimulai pada usia 11 tahun dan berhenti pada usia sekitar 13 tahun. Sedangkan bagi anak laki-laki, permulaan periode pertumbuhan pesat tinggi tubuh dimulai rata-rata pada usia 12 tahun dan berakhir pada usia 15 tahun. Peningkatan tinggi badan yang terbesar terjadi setahun sesudah dimulainya masa puber. Sesudahnya, pertumbuhan menurun dan berlangsung lambat sampai usia dua puluh atau dua puluh satu.

Pertumbuhan berat tidak hanya karena lemak, tetapi juga karena tulang dan bertambah besarnya jaringan otot. Pertambahan berat yang paling besar pada anak perempuan terjadi sesaat sebelum dan sesudah haid, setelah itu pertambahan berat hanya sedikit. Sedangkan pada anak laki-laki, pertambahan berat maksimum terjadi setahun atau dua tahun setelah anak perempuan dan mencapai puncaknya pada usia 16 tahun. (Hurlock, 2002).

2) Perubahan proporsi tubuh

Menurut Hurlock (2002) akibat terjadinya kematangan yang lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain, daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya kecil sekarang menjadi besar. Gejala ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan. Namun demikian, semua bagian tubuh itu akan mencapai ukuran dewasa walaupun perubahannya terjadi sebelum akhir masa puber.

3) Perubahan ciri seks primer

Ciri seks primer menunjuk pada organ tubuh yang langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Pada masa puber organ-organ seksual mulai berfungsi dan menimbulkan perubahan-perubahan pada tubuh remaja.

Pada anak laki-laki terjadi pertumbuhan pesat pada testis atau gonad yang terdapat pada sekrotum diluar tubuh. Dan berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Seiring dengan pertumbuhan testis, penis pun meningkat pesat. Diawali dengan bertambah panjang kemudian penambahan besarnya secara berangsur-angsur. Fungsi organ reproduksi laki-laki akan mengalami kematangan pada sekitar usia 14 tahun yang ditandai dengan “mimpi basah” atau keluarnya sperma untuk pertama kali.

Pada anak perempuan berfungsinya organ-organ seksual sekitar usia 13 tahun dan akan mengalami kematangan seiring dengan bertambahnya usia. “Haid atau menstruasi” dianggap sebagai petunjuk pertama bahwa reproduksi anak perempuan telah matang dan dapat berfungsi (Hurlock, 2002).

4) Perubahan ciri seks sekunder

Perkembangan seks sekunder memunculkan tanda-tanda yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada saat ciri-ciri sekunder muncul, timbul daya tarik dengan lawan jenis dan gairah seksual.

Ciri-ciri seks sekunder pada remaja perempuan :

a) Pinggul membesar dan membulat sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit.

b) Payudara membesar dan puting susu semakin menonjol.

c) Tumbuh rambut pada kemaluan, ketiak, lengan dan kaki.

d) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal dan lubang pori-pori bertambah besar.

e) Suara menjadi lebih penuh dan merdu.

f) Kelenjar keringat menjadi aktif dan timbul jerawat.

g) Tubuh menjadi lebih bulat karena penumpukan lemak.

Ciri-ciri seks sekunder remaja laki-laki:

a) Otot-otot bertambah besar dan kuat terutama dada, lengan, paha dan kaki.

b) Tumbuh rambut di sekitar kemaluan.

c) Kulit menjadi kasar, pori-pori meluas.

d) Kelenjar keringat menjadi aktif sehingga lebih banyak berkeringat dan mulai timbul jerawat.

e) Suara lebih dalam/besar.

f) Bahu dan dada melebar.

g) Tumbuh kumis dan jenggot.

(Hurlock, 2002).

5) Pengaruh perubahan fisik terhadap psikologi remaja

Serangkaian perubahan psikologis akan menyertai perkembangan fisik seoarang remaja. Satu hal yang pasti tentang aspek-aspek psikologis dari perubahan fisik pada masa remaja adalah bahwa remaja disibukkan dengan tubuh mereka dan mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka (Santrock, 2002).

Munculnya ciri-ciri seksual primer dan sekunder membuat remaja harus menyesuaiakan diri terhadap akaibat yang ditimbulkan oleh perubahan tersebut. Akibatnya, perubahan fisik seringkali dibarengi dengan perubahan perilaku dan sikap. (Hurlock, 2002).

Banyak remaja yang merasa tidak puas dengan perubahan tubuhnya. Ketidakpuasan lebih banyak dialami di beberapa bagian tubuh tertentu. Hal ini menimbulkan keresahan batin yang cukup mendalam karena pada masa ini perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Menurut Hill dan Monks (2002), remaja merupakan salah satu penilai yang penting terhadap tubuhnya sendiri sebagai rangsang sosial, bila ia mengeri bahwa tubuhnya memenuhi persayaratan hal ini akan berakibat positif terhadap dirinya. Sehingga masa transisi dapat dilewati dengan baik dan mudah, tetapi bila sebaliknya maka akan timbul konsep diri yang kurang baik. (Monks and Knoers, 2002).

6) Hal-hal yang ditakutkan

Menurut Al-Mighwar (2006), perubahan fisik yang terjadi pada remaja sangat disadarinya dan karena dia memiliki persepsi yang pasti tentang penampilan dirinya kelak sehingga timbul ketakutan pada remaja bila dirinya tidak menarik atau bila penampilannya tidak sesuai dengan yang semestinya.

a) Ketakutan terhadap kenormalan

Adanya perubahan penampilan anak laki-laki dan perempuan menimbulkan ketakutan tentang kenormalan ciri-ciri yang berbeda pula. Ketakutan yang dirasakan dan dialami antara lain :

(1) Organ-organ seks

Mereka takutan bila organ-organ seksnya yang membesar akan terlihat melalui pakaian atau bila haid dan mimpi basah akan meninggalkan bekas pada pakaian.

(2) Disproporsi tubuh

Adanya disproporsi tubuh membuat remaja takutan tentang kenormalan tubuhnya. (Al-Mighwar, 2006).

b) Ketakutan terhadap tuntutan sek

Remaja telah membuat konsep yang jelas tentang apa yang membentuk penampilan dan perilaku maskulin dan feminim.

Meskipun ketakutan terhadap tuntutan seks itu dialami oleh setiap remaja, hal itu hampir bersifat umum. Selama pertumbuhan pesat masa puber peningkatan ukuran fisik yang tiba-tiba akan cenderung mengganggu anak perempuan karena takutan bila ukurannya tidak membuat laki-laki tertarik kepadanya. Anak laki-laki pun terganggu bila anak prempuan yang sebaya ternyata lebih tinggi darinya.

Anak perempuan menjadi ketakutan bila penampilannya tidak feminim. Bagi mereka yang memiliki dada kecil akan merasa bahwa tubuhnya tidak menarik karena menurut mereka payudara merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki sex appeal yang tinggi. Berbeda dengan remaja laki-laki, mereka takutan bila ukuran penisnya kecil dan mereka akan merasa lebih dihargai dan dianggap jantan bila ukuran penisnya semakin besar (Hurlock, 2002).



7) Bahaya yang timbul akibat perubahan fisik

Menurut Hurlock (2002), pada umumnya bahaya yang menimpa masa puber tergolong gawat karena berakibat jangka panjang dan kontradiktif dengan tahap perkembangan sebelumnya. Bahaya psikologis pada masa puber lebih banyak dan berakibat luas daripada bahaya fisiknya.

a) Bahaya fisik

Bahaya fisik utama masa puber disebabkan karena kesalahan fungsi kelenjar endokrin yang mengendalikan pertumbuhan pesat dan perubahan seksual yang terjadi pada periode ini.

b) Bahaya psikologis

Bahaya psikologis yang terpenting adalah sebagai berikut:

(1) Konsep diri yang kurang baik

Banyak hal yang membuat anak puber memiliki konsep diri yang kurang baik, antara lain alasan pribadi dan lingkungan. Konsep diri yang tidak realistis mengenai penampilan dan kemampuan kelak bila sudah dewasa, hampir dialami oleh semua anak puber.

Konsep diri yang kurang baik sering menyebabkan anak puber menarik diri dalam kegiatan kelompok, menjadi agresif dan bersikap bertahan, balas dendam atas perlakuan yang dianggan kurang adil serta menjadi rendah diri.

(2) Persiapan yang kurang dalam menghadapi perubahan

Bila anak tidak dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi masa puber pengalaman perubahan tersebut akan menjadi pengalaman yang traumatis, salah satu penyebab adalah kurangnya pengetahuan orang tua atau remaja yang merasa enggan untuk bertanya tentang perubahan yang terjadi pada tubuhnya.

(3) Menerima perubahan tubuh

Menerima kenyataan bahwa tubuhnya mengalami perubahan termasuk salah satu tugas perkembangan masa remaja. Tidak banyak anak puber yang mampu menerima kenyataan ini, sehingga tidak puas dengan penampilannya. Dia sering menyalahkan penampilannya dan mengangap pentingnya penampilan untuk memperoleh dukungan sosial. Akibatnya dia sering menyalahkan penampilan sebagai penyebab kurangnya dukungan yang diharapkan. (Hurlock, 2002).



C. Pubertas

1. Pengertian

Menurut Hurlock (1998) pubertas merupakan masa peralihan antara anak-anak menjadi dewasa. Tidak ada batasan antara akhir masa anak-anak dan awal masa pubertas. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa pubertas pada anak putri dimulai dengan awal berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi mantap dan teratur.

Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan secara fisik yang meliputi: perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks sekunder, perubahan psikis dan kematangan fungsi-fungsi seksual. Kebanyakan remaja mengalami pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, tetapi ada juga yang pada usia 10 sampai 17 tahun. Pada anak perempuan, pubertas ditandai dengan menstruasi pertama atau biasa disebut dengan menarche. (Sutendy, 2007)

2. Proses terjadinya pubertas

Fatimah (2006) mengungkapkan bahwa terjadinya masa pubertas pada remaja karena pengaruh dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistem endokrin. Kelenjar-kelenjar tersebut adalah :

a. Kelenjar Pituitari

Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang erat hubungannya dengan perubahan masa remaja. Kedua hormon tersebut adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon yang merangsang gonad agar mulai aktif bekerja. Dalam keadan demikian perubahan-perubahan pada masa pubertas telah terjadi. Kelenjar ini diaktifkan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar hypothalamus, yaitu kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada saat remaja dan terletak di otak.

b. Kelenjar Gonad atau kelenjar kelamin

Meskipun kelenjar gonad sudah ada dan aktif sejak dilahirkan, kelenjar ini seolah-olah tidur dan baru aktif setelah diaktifkan oleh hormon gonadotropik dari kelenjar pituitari pada saat si anak memasuki tahap remaja. Segera setelah tercapai kematangan alat kelamin, hormon gonad akan menghentikan aktivitas hormon pertumbuhan, dengan demikian pertumbuhan fisik akan terhenti.

Keseimbangan yang tepat antara kelenjar pituitari dan kelenjar gonad akan menimbulkan perkembangan fisik yang tepat pula, sebaliknya jika terjadi gangguan dalam keseimbangan ini, akan timbul penyimpangan pertumbuhan.

3. Ciri-ciri pubertas

Wikipedia Indonesia (2007) mengemukakan bahwa seorang anak perempuan akan menunjukkan tanda-tanda awal dari pubertas yaitu, tumbuhnya rambut-rambut pada ketiak dan sekitar alat kelamin, membesarnya buah dada dan mencuatnya puting susu, munculnya jerawat, keringat yang berlebihan, suara bertambah nyaring serta pinggul yang lebih lebar daripada lebar bahu. Tanda-tanda itu biasanya muncul pada usia 10 tahun ke atas





4. Perubahan-perubahan pada masa pubertas

Sutendy (2007) mengungkapkan bahwa pada masa pubertas akan terjadi dua perubahan yaitu perubahan fisik dan perubahan psikis.

a. Perubahan Fisik

Pada masa pubertas terjadi beberapa perubahan fisik yaitu :

1) Ukuran tubuh

Irama pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar 2 tahun sebelum anak mencapai taraf kematangan alat kelaminnya. Setahun sebelum pematangan ini, anak akan bertambah tinggi 10 sampai 15 cm dan bertambah berat 5 sampai 10 kg. Pertumbuhan tubuh masih terus terjadi, tetapi dalam tempo yang sedikit lebih lamban. Selama 4 tahun, pertumbuhan tinggi badan anak akan bertambah 25% dan berat tubuhnya hampir mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki tumbuh lebih cepat daripada anak perempuan. Pertumbuhan anak laki-laki akan mencapai bentuk tubuh orang dewasa pada usia 19 sampai 20 tahun, sedangkan anak perempuan pada usia 18 tahun.

2) Proporsi tubuh

Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini tidak sama dengan seluruh tubuh. Adapula bagian tubuh yang semakin proporsional. Proporsi yang tidak seimbang ini akan berlangsung terus sampai seluruh masa puber dilalui sepenuhnya, sehingga proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi proporsi orang dewasa. Perubahan ini terjadi, baik di dalam maupun bagian luar tubuh anak.

3) Ciri-ciri seks primer

Pada masa anak-anak, alat kelamin yang utama belum berkembang secara sempurna. Memasuki masa remaja, alat kelamin mulai berfungsi, yaitu pada saat ia berusia 13 tahun ketika indung telurnya mulai berfungsi yaitu pada saat pertama kali mengalami menstruasi atau haid. Bagian lain dari alat perkembangbiakan pada anak perempuan saat ini masih belum berkembang dengan sempurna, sehingga belum mampu untuk mengandung.

4) Ciri-ciri seks sekunder

Adalah suatu keadaan dimana munculnya ciri-ciri yang jelas untuk membedakan antara perempuan dan laki-laki. Ciri kelamin sekunder pada anak perempuan adalah membesarnya buah dada dan mencuatnya puting susu, tumbuh rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak, produksi keringat yang berlebih, suara bertambah nyaring, pinggul lebih lebar daripada lebar bahu.

b. Perubahan Psikis

Pada masa pubertas, anak remaja akan memperlihatkan gejala-gejala sebagai berikut :





1) Keinginan untuk menyendiri

Hal ini terjadi pada umur lebih kurang 12 atau 13 tahun, anak tidak ada perhatian lagi pada teman-temannya, dia mengasingkan diri dari kelompoknya dan lebih senang duduk sendiri di kamar dengan pintu ditutup.

2) Keseganan untuk bekerja

Anak pada masa kanak-kanak selalu sibuk dan nampaknya tidak pernah merasa capai bekerja atau bermain-main, tapi sekarang nampak selalu capai. Sebenarnya untuk bekerja hari ini bukanlah disebabkan karena kemalasan atau karena adanya perubahan dalam tingkatan inteleknya tapi akibat dari perkembangan jasmaniah yang berjalan dengan cepat. Biasanya anak sering tidak menjalankan kewajibannya, dan dia dikatakan malas, hal ini menimbulkan rasa tidak senang dalam diri anak dan rasa segan untuk menjalankan kewajibannya.

3) Kurang percaya diri pada diri sendiri

Pada masa ini anak akan kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri, dia selalu merasa tidak pasti mengenai apakah dia mampu mengerjakan suatu hal. Kadang-kadang untuk menutupi rasa kurang percaya pada diri sendiri, anak mengerjakan hal-hal yang dia ketahui adalah kurang baik sehingga menjadi anak yang nakal.



4) Rasa malu yang berlebihan

Anak perempuan pada masa ini sangat malu terutama apabila terpaksa memperlihatkan badannya, dia menjadi marah sekali jika seorang anggota keluarganya masuk ke kamar saat dia sedang ganti pakaian.

5) Senang melamun

Anak puber senang sekali duduk melamun. Pada umumnya dalam lamunannya dia mula-mula melihat dirinya sebagai orang yang menderita karena tidak dimengerti dan tidak diperlukan dengan selayaknya.

6) Emosionalitas

Anak dalam masa pubertas sering kali marah-marah dan merasa sedih dan ingin menangis karena sebab-sebab yang kecil saja. Hal ini adalah keadaan-keadaan emosional yang khas bagi anak pubertas.

7) Bersikap tidak tenang

Pada anak masa pubertas, sebab dari tidak senang adalah pertumbuhannya yang cepat dan menyebabkan adanya ketegangan yang mengakibatkan ketidak tenangan pada anak.

8) Merasa bosan

Dia akan selalu merasa bosan dengan permainan yang dulu disenanginya. Dia tidak segan-segan menunjukkan rasa bosannya dengna jalan menolak untuk menjalankan keaktifan-keaktifan yang dulu dikerjakannya dengan senang hati.

9) Antagonisme sosial

Anak puber mempunyai kebiasaan untuk menunjukkan sikap menentang kehendak orang lain, dia senang bertengkar dengan teman-temannya, mengolok-olok. Mereka bertengkar mulut mengenai hal-hal yang remeh dan yang selalu mencoba menyakiti hatinya.

5. Penerimaan dalam menghadapi pubertas

Menurut Sutendy (2007) bahwa salah satu tugas perkembangan yang penting adalah menerima kenyataan bahwa tubuhnya mengalami perubahan. Hanya sedikit anak puber yang mampu menerima kenyataan ini sehingga mereka tidak puas dengan penampilannya, karena betapa pentingnya penampilan untuk memperoleh dukungan sosial, terdapat banyak alasan mengapa anak pubertas tidak puas dengan tubuhnya yang berubah dan mengalami kesulitan untuk menerimanya yaitu :

a. Hampir semua anak membentuk konsep diri fisik yang ideal, berdasarkan konsep diri sebagai sumber individu ideal dalam kelompok. Oleh karena itu awalnya tidak merasa puas dengan penampilan dirinya dan sulit untuk dapat menerima perubahan pada dirinya.

b. Kepercayaan tradisional tentang penampilan fisik yang pantas untuk jenis seks tertentu cenderung mewarnai sikap anak puber hingga mengganggu penerimaan terhadap tubuhnya sendiri, misalnya karena dada yang rata pada umumnya dianggap tidak menarik dan tidak feminim, maka anak perempuan yang payudaranya berkembang lebih lamban tidak hanya gelisah mengenai kewanitaannya tapi cenderung menolak diri sendiri, sedangkan pada anak perempuan yang buah dadanya sudah berkembang menjadi tidak percaya diri karena merasa diperhatikan dan diolok-olok oleh temannya terutama oleh anak laki-laki.
PENYALAHGUNAAN ALKOHOL



A. Latar Belakang

Alkohol adalah zat yang paling sering disalahgunakan manusia, alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. Setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi.

Kebiasaan minum-minuman keras dapat mengakibatkan kecanduan. Kekurangan, kesalahan, dan masalah seseorang dapat dilipat-gandakannya, bahkan sering pula diikuti oleh perubahan kepribadian. Walaupun ketika berada di bawah pengaruh alkohol, orang bersangkutan dapat merasa mantap, namun sebenarnya dia tidak dewasa, merasa tidak aman dan dihantui oleh rasa bersalah dan depresi. Dia merasa ada sesuatu yang tak beres dalam dirinya. Karena tidak dapat menghadap keterikatannya pada alkohol dengan masalah-masalah yang dimunculkannya, dia menyangkal bahwa dia bermasalah. Dalam usaha menutupi problema alkoholnya, dia bertindak tidak jujur, melontarkan kesalahan pada anggota keluarganya, bosnya, sahabatnya atau nasib buruk yang menimpa hidupnya. Kecenderungan berbelit-belit dan berpura-pura ini menimbulkan kehidupan serupa sandiwara, kadang-kadang malah seperti lelucon walaupun tragis. Seorang pecandu alkohol sangat memerlukan pertolongan. Tetapi biasanya, sebelum orang bersangkutan mengalami pukulan hidup yang menggoncangkan, sukar sekali diharapkan perubahan. Langkah pertama menuju perubahan adalah mengakui bahwa dirinya bermasalah. Harapan pasti ada! Allah sanggup membebaskan orang dari ikatan alkohol.

Ada 3 golongan minuman berakohol yaitu golongan A; kadar etanol 1%-5% (bir), golongan B; kadar etanol 5%-20% (anggur/wine) dan golongan C; kadar etanol 20%-45% (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput).



B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana “penyalahgunaan alkohol”?



C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetahui bahaya yang disebabkan miras atua Narkoba terutama alkohol terhadap sistem tubuh dan bagi lingkungan sekitar.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui definisi alkohol

b. Mengetahui macam-macam minuman yang mengandung alkohol

c. Mengetahui tanda dan gejala akibat penggunaan alkohol

d. Mengetahui sebab dan akibat menggunakan alkohol

e. Dapat merekomendasikan dalam rangka penaggunalangan penggunaan alkohol yang berlebihan.

f. Dapat mengetahui dasar-dasar hukum penggunaan alkohol bagi umat manusia



D. Metode Penelitian

Pada penulisan makalah farmakologi dengan judul penyalahgunaan alkohol, penulis menggunakan studi pustaka yang penulis ambil dari buku-buku dan artikel internet.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA



A. Definisi

Istilah alkohol berasal daripada bahasa Arab al-kuhol, yang bermaksud 'sesuatu yang tersembunyi' atau 'antimoni yang dipecah-pecahkan sehingga halus' yang digunakan sebagai celak. Akhirnya istilah ini memberi maksud 'bauan yang harum'. Ahli kimia Arab dipercayai pertama sekali melakukan proses penyulingan alkohol, proses pembuatan minuman beralkohol yang sangat kuat melalui fermentasi buah anggur pertama sekali dilakukan secara besar-besaran di Eropa pada sekitar tahun Masehi 1200.

Alkohol yang dimaksud dalam pembahasan disini ialah etil alkohol atau etanol, suatu senyawa kimia dengan rumus C2H5OH.

Dalam kimia, satu alkohol adalah mana-mana sebagian organik dalam satu kumpulan hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon, yang mana sebaliknya juga terikat kepada hidrogen dan/atau atom karbon lain. Formula untuk alkohol asiklik adalah CnH2n+1O

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung alkohol (etanol) yang dibuat secara fermentasi dari berbagai jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat, misalnya : biji-bijian, buah-buahan, nira, dan lain-lain atau yang dibuat dengan cara distilasi hasil fermentasi yang disebutkan diatas; atau yang sengaja ditambahkan alkohol kedalamnya ; termasuk kedalamnya adalah minuman keras klasifikasi a, B dan C (PerMenkes No. 86/1977).

Arak atau minuman keras ialah minuman beralkohol (biasanya etanol) yang menyebabkan seseorang menjadi mabuk, tidak sedarkan diri, terlena, dan sebagainya. Biasanya minuman keras mengakibatkan atau menimbulkan hal yang negatif bagi si peminumnya (Ansel, 2005)







B. Macam-macam minuman dan bahan yang mengandung alkohol

1. Alkohol dalam minuman

Minuman beralkohol dibuat dari proses fermentasi karbohidrat (pati) melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu : (1) pembuatan larutan nutrien, (2) fermentasi, (3) destilasi etanol. Adapun bahan-bahan yang mengandung gula tinggi, tidak memerlukan perlakuan pendahuluan yang berbeda dengan bahan yang yang berasal dari bahan pati dan selulosa, yang memerlukan penambahan asam (perlakuan kimia) dan penambahan enzim untuk menghidrolisisnya menjadi senyawa yang lebih sederhana. Jika bahan untuk fermentasi berasal dari biji-bijian seperti jagung dan sereal lainnya, maka bahan tersebut harus direndam dalam air (soaking) hingga berkecambah, lalu direbus dan diproses dan dipanaskan. Di samping penggunaan mikroorganisme pada proses fermentasi, kondisi optimal fermentasi harus dijaga, seperti aerasi, pH, suhu, dan lain-lain (Tabloid Dialog Jumat, Jumat 18 Pebruari 2005, hal. 6).

Dalam dunia kimia, farmasi dan kedokteran, etanol banyak digunakan. Di antaranya :

a. Sebagai pelarut. Sesudah air, alkohol merupakan pelarut yang paling bermanfaat dalam farmasi. Digunakan sebagai pelarut utama untuk banyak senyawa organik (Ansel, 2005:313,606).

b. Sebagai bakterisida (pembasmi bakteri). Etanol 60-80 % berkhasiat sebagai bakterisida yang kuat dan cepat terhadap bakteri-bakteri. Penggunaannya adalah digosokkan pada kulit lebih kurang 2 menit untuk mendapat efek maksimal. Tapi alkohol tidak bisa memusnahkan spora

c. Sebagai alkohol penggosok. Alkohol penggosok ini mengandung sekitar 70 % v/v, dan sisanya air dan bahan lainnya.

d. Digunakan sebagai rubefacient pada pemakaian luar dan gosokan untuk menghilangkan rasa sakit pada pasien yang terbaring lama

e. Sebagai germisida alat-alat

f. Sebagai pembersih kulit sebelum injeksi

g. Sebagai substrat, senyawa intermediat, solven, dan pengendap

2. Alkohol dalam Makanan/Minuman

Alkohol dalam bentuk khamr (minuman beralkohol) banyak dijumpai sebagai campuran dalam makanan atau minuman. Hukum menggunakan alkohol sebagai campuran makanan dan minuman ini adalah haram, karena termasuk dalam pemanfaatan benda najis yang telah diharamkan dalam Islam. Kecuali dalam kondisi darurat,yaitu jika tidak memakan makanan tersebut akan mengancam keselamatan jiwa, maka diperbolehkan

Juga dikecualikan, makanan seperti itu jika digunakan sebagai obat, maka hukumnya boleh, dalam arti makruh

Berikut ini paparan fakta mengenai keberadaan alkohol (khamr) dalam berbagai makanan dan minuman

a. Khamr Sebagai Penyedap Masakan

Dikenal ada beberapa khamr (arak) sebagai penyedap masakan Cina, Jepang, Korea, dan masakan lokal yang berorientasi khamr. Khamr-khamr itu misalnya : (1) Ang Chiu, sebagai penyedap masakan, berguna untuk mempersedap masakan daging, tim ayam, sea food dan sayur mayur, (2) Lo Wong Chiu, digunakan sebagai saus penyedap masakan, dan digunakan juga sebagai penyedap masakan daging, tim ayam, sea food dan sayur mayur; (3) Anggur Beras Putih, sebagai rendaman obat Thionghoa dan berbagai masakan.

b. Khamr dalam Kue Ultah

Dalam sebuah resep kue ulang tahun yang terdapat di majalah ternama terdapat deretan bahan yang harus disiapkan. Salah satunya adalah "rhum". Masyarakat ternyata acuh tak acuh terhadap keberadaan bahan tersebut. Mereka perlu tahu bahwa rhum adalah nama dari sebuah minuman keras dengan kadar alkohol sampai 30 persen.

c. Khamr dalam Makanan Bakaran

Dalam masakan ikan bakar, daging panggang atau barbeque, khamr sering digunakan untuk melunakkan daging dan menciptakan aroma khas khamr. Khamr yang sering digunakan adalah dari jenis arak putih atau anggur beras ketan. Memang tidak semua ikan bakar atau daging bakar menggunakan bahan ini. Tetapi dari beberapa kasus yang terjadi di restoran Jepang dan Cina, penggunaan khamr ini kadang-kadang ditemukan. Ciri masakan bakar yang menggunakan khamr agak susah dideteksi. Secara umum khamr dalam masakan bakar agak susah dideteksi. Secara umum daging atau ikan yang direndam khamr biasanya lebih lunak, lebih empuk dan memiliki aroma khas khamr. Tetapi tanda-tanda tersebut pada kenyataannya sulit dikenali, karena daging yang lunak dan empuk juga bisa disebabkan oleh enzim papain dari daun atau getah pepaya. Sedangkan aroma khamr sangat sulit dikenali, khususnya bagi orang awam yang tidak terbiasa dengan aroma tersebut.

d. Khamr dalam Tumisan

Masakan yang menggunakan cara pemasakan tumis juga sering menggunakan khamr sebagai bahan yang ditambahkan. Aroma khamr akan muncul pada saat tumisan dipanaskan dengan api dan khamr dimasukkan ke dalam wajan.

e. Khamr dalam Mie

Mie goreng dengan berbagai rasa kadang-kadang ditambahkan khamr untuk mencitarasakan khamr guna menambah selera. Seperti mie goreng ayam, mie goreng sea food, mie goreng udang dan seterusnya. Khamr yang digunakan dalam masakan ini biasanya adalah arak putih, arak merah atau mirin.

f. Khamr dalam Sea food

Jangan dikira setiap sea food pasti aman. Meskipun semua isi laut halal, tetapi cara memasaknya sangat beraneka ragam. Nah, pemasakan sea food itulah yang kadang-kadang menggunakan saus dan khamr untuk menghasilkan rasa dan aroma khas yang konon mengundang selera.



g. Khamr dalam Campuran Minuman

Di restoran-restoran atau café sering ditawarkan beraneka ragam minuman dengan nama keren dan penampilan yang eksentrik. Kadang-kadang kita terjebak dengan nama minuman itu yang kelihatannya aman. Misalnya avacado fload, lemon squash, oranges dan beberapa minuman yang berkonotasi buah-buahan. Tetapi tidak ada salahnya jika kita bertanya kepada pramusaji, apa saja isinya. Sebab tidak jarang di dalam minuman buah itupun ditambahkan rhum atau minuman keras yang lain. Katanya untuk menimbulkan sensasi khusus ketika kita meneguknya. Dari semua jenis makanan yang berpeluang ditambahkan khamr atau minuman keras itu memang sulit dideteksi secara visual. Apalagi bagi kita yang tidak pernah mengenal minuman keras.

3. Alkohol dalam Obat-Obatan

Seperti telah dijelaskan di atas dalam prinsip 2.9. di atas, berobat dengan benda najis dan haram hukumnya adalah makruh, bukan haram. Dengan demikian, jelaslah bahwa penggunaan alkohol -meskipun najis- dalam rangka pengobatan tidaklah berdosa, sebab hukumnya makruh. (Namun, perlu sekali dicatat, makruh itu sebaiknya ditinggalkan. Orang yang meninggalkan yang makruh, mendapat pahala dari Allah SWT. Tapi jika ia mengerjakannya, tidak mengapa dan tidak berdosa).

Atas dasar itu, maka penggunaan berbagai bahan yang najis dan haram, tidaklah mengapa. Hukumnya makruh. Misalnya, menggunakan alkohol sebagai desinfektan klinis, sebagai pembersih kulit sebelum diinjeksi, sebagai pelarut bahan obat, dan sebagainya. Termasuk juga dalam hal ini, segala macam benda najis lainnya di luar alkohol. Misalnya penggunaan selongsong kapsul dari bahan babi, penggunaan urine sebagai sarana terapi, dan sebagainya. Namun karena ada pendapat lain dari umat Islam yang mengharamkan penggunaan benda najis untuk berobat, sebaiknya sebisa mungkin kita hanya menggunakan bahan yang suci dan halal dalam dunia obat-obatan. Kalaupun kita mengikuti pendapat yang memakruhkan, kita disunnahkan menggunakan bahan yang bukan najis, sebagai upaya untuk menghindarkan diri dari perselisihan. Kaidah fiqih menyatakan : Al-Khuruj minal Khilaaf mustahab

4. Alkohol dalam Kosmetik

Fungsi alkohol dalam sediaan kosmetika (terutama parfum) pada umumnya adalah sebagai pelarut dan digunakan diluar badan.

Memang benar, bahwa alkohol itu mudah menguap. Beberapa saat setelah sediaan kosmetika (juga parfum) diaplikasikan, maka alkohol akan segera menguap dan tidak terdeteksi lagi (undetectable). Adanya bau dari parfum yang diaplikasikan di pakaian, adalah zat wanginya, bukan alkoholnya (Mursyidi, Kehalalan Bahan dalam Sediaan Kosmetika,makalah, tidak dipublikasikan). Pertanyaannya, apakah jika pada hasil akhir alkohol tidak terdeteksi, berarti kita boleh menggunakan alkohol dalam proses tersebut? Hukumnya haram, sebab ada tidaknya alkohol pada hasil akhir, bukanlah satu-satunya pertimbangan hukum. Yang (juga) menjadi pertimbangan, adalah tindakan pemanfaatan alkohol itu sendiri. Bukan hanya dilihat apakah pada hasil akhirnya alkohol itu masih dapat dideteksi atau tidak.

Padahal pemanfaatan alkohol adalah haram, karena alkohol termasuk ke dalam kategori benda najis yang tidak boleh dimanfaatkan (lihat prinsip dasar 2.9.).Jadi pemanfaatan alkohol dalam sediaan parfum adalah haram, meskipun pada hasil akhirnya alkohol itu sudah tidak dapat terdeteksi lagi. Dapat ditambahkan, bahwa akhir-akhir ini telah diketahui, heparin (sodium heparin) yang sudah diproduksi secara komersial, ternyata berasal dari jaringan mukosa usus babi. Dalam dunia kosmetika, heparin merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan cream untuk nutrisi kulit, cream untuk sekitar mata, produk-produk anti acne dan juga hair tonic. Produk ini diproduksi di China serta diekspor terutama untuk negara Amerika dan Eropa. Maka, umat Islam sudah seharusnya menghindari produk kosmetika yang mengandung unsur heparin (sodium heparin) yang berasal dari Amerika, Eropa apalagi China (www.halalmui.or.id)



C. Tanda dan gejala

Beberapa ciri orang yang sedang kecanduan narkoba/miras:

1. Perubahan perangai atau perilaku seperti : yang biasanya periang tiba-tiba menjadi pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang jelas.

2. Sering menguap dan mengantuk, malas, melamun dan tidak mempedulikan kebersihan atau penampilan diri.

3. Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik di rumah maupun di sekolah

4. Nilai rapor atau prestasi lainnya menurun

5. Bersembunyi di tempat-tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang

6. Lebih bergaul dengan orang-orang tertentu saja yang mempunyai ciri-ciri seperti tanda-tanda di atas.

7. Mencuri apa saja milik orang tua atau saudara untuk membeli minuman atau obat-obatan terlarang.

8. Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar tidur.

9. Pelupa, seperti orang bego atau pikun.

10. Mata merah seperti mengantuk terus atau memakai kacamata hitam.



D. Efek yang ditimbulkan

Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah / kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan perasaan relax, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan.

Bila dikonsumsi berlebihan, akan muncul efek sebagai berikut: merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan) muncul akibat ke fungsi fisik-motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri. kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu.

Pengguna biasanya merasa dapat mengendalikan diri dan mengontrol tingkahlakunya. Pada kenyataannya mereka tidak mampu mengendalikan diri seperti yang mereka sangka mereka bisa. Oleh sebab itu banyak ditemukan kecelakaan mobil yang disebabkan karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.

Pemabuk atau pengguna alkohol yang berat dapat terancam masalah kesehatan yang serius seperti radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. Kadang-kadang alkohol digunakan dengan kombinasi obat - obatan berbahaya lainnya, sehingga efeknya jadi berlipat ganda. Bila ini terjadi, efek keracunan dari penggunaan kombinasi akan lebih buruk lagi dan kemungkinan mengalami over dosis akan lebih besar.



E. Rekomendasi.

Dalam upaya penanggulangan minuman beralkohol mudzakarah merekomendasikan sebagai berikut :

1. Kepada pemerintah

Pemerintah hendaknya meningkatkan usaha membebaskan masyarakat terutama kaum remaja dari pengaruh minuman beralkohol dengan membentuk Badan penanggulangan Alkoholisme dan menjadikan pembebasan minuman beralkohol sebagai gerakan nasional.

2. Departemen Perindustrian hendaknya memberhentikan pemberian izin untuk mendirikan pabrik yang memproduk minuman beralkohol dan secara berangsur mengurangi produksinya.

3. Departemen Perdagangan hendaknya memberhentikan pemberian izin untuk memperdagangkan minuman beralkohol dan memperketat pengedarannya.

4. Departemen Kesehatan hendaknya :

a. Mengeluarkan peraturan pemerintah untuk membatasi produksi dan perdagangan minuman beralkohol sebagai Pasal 44 dan Pasal 82 Undang-Undang tentang Kesehatan.

b. Mengurangi penggunaan alkohol dalam produksi obat-obatan.

c. Mempersiapkan peraturan pencantuman pernyataan bahwa "Alkohol berbahaya bagi kesehatan dan masa depan anda" pada kemasan minuman beralkohol.

5. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan hendaknya memperketat aturan,pengawasan, mengambil tindakan tegas terhadap siswa yang meminum dan atau mengedar minuman beralkohol.

6. Departemen Agama hendaknya meningkatkan pendidikan agama di sekolah-sekolah dengan memasukkan bahaya minuman beralkohol dalam materi pengajaran agama.

7. Departemen Kehakiman agar memasukkan sanksi yang cukup berat terhadap pelanggaran perundang-undangan yang menyangkut minuman beralkohol dalam penyusunan KUHP

8. Departemen Penerangan agar membatasi iklan-iklan mengenai perdagangan minuman beralkohol.

9. Kepolisian dan petugas hukum lainnya agar berusaha meningkatkan pengawasan terhadap peredaran dan penggunaan minuman beralkohol serta mengambil tindakan yang tegas terhadap para pelakunya.

10. Menghimbau para cendekiawan untuk mengembangkan ilmu dan teknologi sehingga penggunaan alkohol sebagai pelarut obat dalam dan luar, essence, pewarna dan pewangian dapat digantikan dengan bahan alternatif lain. Penemuan ilmu dan teknologi yang semakin maju ternyata dapat mendukung ketentuan agama tentang penggunaan alkohol.

11. Menghimbau instansi pemerintah untuk mencarikan jalan keluar pada industri alkohol dan minuman beralkohol yang bersifat rumah tangga agar usaha ekonomi mereka tetap berjalan.





12. Kepada pimpinan ormas, ulama, mubaligh dan khatib :

a. Menghimbau ormas-ormas Islam dan lembaga-lembaga Islam untuk berperan aktif dalam memasyarakatkan bahaya meminum minuman beralkohol, dan mempelopori Gerakan Nasional dalam menyelamatkan masyarakat dari bahaya minuman beralkohol. Menghimbau para ulama, mubaligh dan khatib untuk meningkatkan dakwah Islamiyah dengan menekankan bahaya minuman beralkohol terhadap kehidupan agama, kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

b. Menghimbau masyarakat khususnya ummat Islam agar menjauhi meminum minuman beralkohol demi keselamatan pribadi, keluarga dan masyarakat.

c. Menghimbau agar Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia mendorong Pemerintah untuk segera membentuk Badan Penanggulangan Alkoholisme.



F. Status Hukum Minuman Beralkohol

Meminum minuman beralkohol, sedikit atau banyak, hukumnya haram. Demikian pula dengan kegiatan memproduksi, mengedarkan, memperdagangkan, membeli dan menikmati hasil/keuntungan dari perdagangan minuman beralkohol.

Kesepakatan tersebut didasarkan atas :

1. Meminum minuman beralkohol adalah musykir (memabukkan). Setiap yang memabukkan adalah khamar dan alkhamar hukumnya haram. Maka meminum minuman beralkohol adalah haram hukumnya.

2. Minuman beralkohol merupakan sumber segala macam kejahatan karena alkohol dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

3. Minuman beralkohol merusak kesehatan karena alkohol dapat merusak organ hati, saluran pencernaan, sistim peredaran darah dan pada gilirannya dapat mengakibatkan kematian.

4. Minuman beralkohol menghancurkan potensi sosial ekonomi karena peminum alkohol produktivitasnya akan menurun.

5. Minuman berlkohol dapat merusak keamanan dan ketertiban masyarakat karena para peminum minuman beralkohol sering melakukan perbuatan kriminalitas yang meresahkan dan menggelisahkan masyarakat serta sering terjadinya kecelakaan lalu lintas karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.

6. Minuman beralkohol membahayakan kehidupan bangsa dan negara karena minuman beralkohol dapat mengakibatkan usaknya persatuan dan kesatuan yang pada gilirannya merusak stabilitas nasional, mentalitas dan moralitas manusia Indonesia masa depan.









































BAB III

PEMBAHASAN



Apakah yang dimaksudkan dengan kecanduan minuman beralkohol? Kita setuju bahwa itu merupakan sebuah masalah. Banyak ahli sosiologi, psikologi, dan psikiater menerangkan bahwa kecanduan minuman alkohol adalah suatu penyakit. Itu merupakan cara yang baik, halus, dan tidak menyinggung perasaan dalam membicarakan masalah tersebut. Tetapi mereka keliru. Psikolog Rex Junian Beaber dengan jitu menjelaskan pada 4 April 1983 dalam artikel majalah "Newsweek" bahwa "hasrat untuk membeberkan segala sesuatu secara ilmiah sama sekali tidak tepat.... Pada akhirnya, kita jugalah yang harus bertanggung jawab atas tindakan kita sendiri



A. Bahaya Miras/ Narkoba

Narkoba dan miras khususnya narkoba sudah sangat membahayakan kehidupan. Data statistik memperlihatkan jumlah pemakai narkoba dan miras cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Korban dari narkoba tidak lagi mengenal batasan umur dan status sosial ekonomi. Tua, muda bahkan anak yang baru menginjak remaja sudah banyak yang terjerat atau menjadi pemakai narkoba. Kebanyakan pecandu terdiri dari kaum remaja, baik mereka di kota maupun di desa, yang berasal dari keluarga kaya maupun miskin, berpendidikan tinggi maupun biasa-biasa saja.

Akibat penyalahgunaan Narkoba/Miras secara terus menerus selama satu bulan atau lebih maka akan menjurus pada gejala :

1. Malas makan, sehingga fisik lemah dan kekurangan gizi
2. Hidup jorok, sehingga terkena eksim, penyakit kelamin, lebih lanjut paru-paru, hepatitis
3. Sering sakit kepala, mual-mual, muntah, murus-murus, sulit tidur
4. Gangguan otot jantung dan tekanan darah tinggi
5. Gangguan gerak dan keseimbangan tubuh
6. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
7. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
8. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
9. Cenderung menyakiti diri, bahkan bunuh diri kematian karena kerusakan organ tubuh

Akibat Miras bagi Kesehatan Reproduksi

Menggunakan Narkoba dan Miras dapat berakibat buruk bagi kelangsungan hidupmu dan keturunanmu, diantaranya:

1. Pola hidup yang jorok dan melupakan norma susila, sering mengakibatkan tertular penyakit kelamin (PMS, HIV/AIDS) yang menularkan kepada pasangan, dan dapat pula secara langsung menular pada bayi yang dikandung atau bayi lahir cacat.

2. Kecanduan obat terlarang pada orang tua dapat mengakibatkan bayi lahir dengan ketergantungan obat sehingga harus mengalami perawatan intensif yang mahal.

3. Kebiasaan menggunakan Narkoba/Miras dapat menurun pada sifat-sifat anak yang dilahirkan, yaitu menjadi peminum atau pecandu, atau mengalami gangguan mental/cacat.

4. Wanita "pemakai" mempunyai sikap hidup yang malas dan kekurangan gizi sehingga mengakibatkan bayi dalam kandungan gugur, berat rendah atau cacat dapat mengakibatkan impotensi atau keinginan seksual yang berlebihan maupun perilaku seksual yang menyimpang sehingg mengganggu keharmonisan keluarga.

Mengapa beberapa remaja terkena masalah narkoba/miras?

Beberapa remaja terjerumus ke masalah Narkoba dan Miras karena pengaruh dari lingkungan pergaulan. Mereka yang memakai selalu mempunyai "kelompok pemakai". Awalnya seseorang hanya mencoba-coba karena keluarga atau teman-teman menggunakannya, namun ada yang kemudian menjadi kebiasaan. Pada remaja yang "kecewa" dengan kondisi diri atau keluarganya, sering menjadi lebih suka untuk mengorbankan apa saja demi hubungan baik dengan teman-teman khususnya. Adanya "ajakan" atau "tawaran" dari teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang memberikan contoh "model pergaulan modern" biasanya mendorong mereka kepada pemakaian secara berkelompok. Apabila seseorang telah menjadi terbiasa memakainya dan karena mudah untuk mendapatkannya, maka dia akan mulai memakainya sendiri sampai tahu-tahu telah menjadi ketagihan dan sulit disembuhkan.

Bagaimana narkoba/miras "menjerat" kehidupanmu?

Jika memakai Narkoba/Miras telah menjadi kebiasaan, maka kamu menjadi ketagihan sehingga sulit menghilangkan keinginan untuk menggunakannya. Sulit menghilangkan, karena zat-zat itu telah meresap ke dalam tubuh dan perasaan, sehingga "menuntut" untuk dipenuhi.

Obat atau minuman keras itu memang menimbulkan ketergantungan, namun yang terutama sebenarnya adalah ketergantungan pada kelompok, yaitu adanya rasa "diakui" mempunyai identitas yang sama dengan mereka, yaitu teman-teman sekelompoknya yang "modern dan pemberani".

Meskipun demikian ketagihan obat memang dapat menimbulkan "demam' atau "rasa nyeri" yang berlebihan dan baru akan sembuh jika yang bersangkutan menggunakan obat itu. Maka orang yang telah ketagihan, tidak jarang menjadi pencuri, pemalak, atau mendapatkan apa saja untuk dipakai membeli Narkoba.

Mengapa banyak remaja tidak terjerumus ke masalah narkoba/miras?

Mereka yang tidak terjerumus ke masalah Narkoba/Miras adalah karena "tidak mau" terpengaruh oleh teman bermain atau lingkungannya. Mereka tahu hal itu "barang haram" yang dilarang agama, dan apabila sampai terjerumus maka resikonya akan sangat besar bagi kesehatan dan keselamatan diri mereka sendiri, termasuk bagi kehidupan sosial ekonomi keluarga dan masyarakatnya.

Bagaimana kamu menghindari kecanduan narkoba/miras?

Jangan Pernah Berpikir Untuk Mencoba. Pikiran bahwa "..Aku hanya mencoba dan gampang untuk berhenti…." adalah pikiran yang berbahaya dan salah untuk persoalan Narkoba.

Menghindarkan diri dari pemakaian Narkoba/Miras adalah dengan sikap menolak untuk memakainya, karena sadar penuh terhadap konsekwensi yang diakibatkannya. Sikap menolak yang pertama adalah menjauhkan diri dari mereka yang memakai apabila anda merasa akan sulit untuk bisa menolak tawaran.

Sikap menolak yang lain adalah tidak mau ikut-ikutan menikmati barang itu, meskipun sehari-hari tetap bergaul biasa dengan mereka, hanya saja kamu tidak usah sungkan-sungkan untuk menyatakan "tidak" jika ditawari untuk ikut memakainya.

Contoh pernyataan menolak secara biasa saja adalah seperti: "nggak ah, itu berbahaya...", "nggak ah, kalau nyobain nanti kebablasan...", "nggak ah, saya tidak biasa pakai kog..."; "nggak ah, itu nggak boleh....". Sikap menolak secara keras mungkin perlu dilakukan jika seseorang mendesak anda dengan keras. Cukup katakan dengan tegas dan penuh percaya diri: "tidak!!"

Jika kamu merasa tidak mampu mengatasi bujukan orang yang menginginkanmu menjadi pemakai maka jangan segan-segan minta bantuan atau nasehat dari orang yang kamu percayai.

Bagaimana mengelola diri agar jauh dari narkoba/miras?

Pada prinsipnya kamu harus melaksanakan kehidupan secara seimbang, yaitu memenuhi berbagai kebutuhan baik fisik, sosial, mental, maupun spiritual. Untuk selalu diingat adalah berbagai kegiatan ini dilakukan oleh kamu sehari-hari:

1. Aktif memegang teguh norma-norma agama dan sosial kemasyarakatan

2. Aktif melibatkan diri dalam kegiatan keluarga, sosial kemasyarakatan dan keagamaan

3. Aktif melakukan gerak badan dan olah raga secara berkelompok, 2-3 kali seminggu

4. Aktif melakukan kegiatan hobi, rekreasi atau bermain dengan teman

5. Aktif mengembangkan kemampuan diri dengan berbagai ketrampilan

6. Istirahat yang cukup, 7-8 jam sehari

7. Makan yang cukup dengan gizi seimbang dan jam makan yang teratur, usahakan bersama keluarga

8. Hadapi persoalan hidup dengan tanpa terlalu takut, panik atau stress karena pasti akan dapat diselesaikan seiring dengan berjalannya waktu

9. Jangan menyimpan "persoalan tidak enak", tapi ceritakan kepada orang lain

10. Percaya bahwa hidup telah ada yang mengatur,

11. Kita hanya wajib menjalani dengan sebaik-baiknya sehingga tidak perlu "neko-neko"

12. Jangan mudah menerima sesuatu seperti permen atau cemil-cemilan dari orang yang tidak kamu kenal atau orang yang kamu kenal namun tidak kamu percayai

Apa Yang Dapat Kamu Lakukan Untuk Memerangi Narkoba/Miras?

Buatlah kelompok kegiatan yang bersifat produktif di lingkungan masing-masing.

Bersatulah dalam kelompok tersebut dan saling terbuka untuk membicarakan kesulitan masing-masing terutama jika ada anggota yang mendapat bujukan dari orang yang telah menjadi pemakai.

Ajaklah remaja lain untuk bergabung dalam kegiatan kelompok tersebut. Hubungilah aparat yang berwenang (dapat melalui telpon atau surat tanpa mencantumkan identitas yang jelas jika hal tersebut membahayakan diri dan masyarakat sekitar).

Apa yang perlu dilakukan jika mengetahui ada orang yang kecanduan disekitarmu?

Ingatkah bahwa masalah narkoba dan miras adalah masalah kita bersama. Semua orang dapat mengalaminya. Karena itu janganlah mengucilkan atau menjauhi mereka yang terkena narkoba dan miras. Sebaliknya rangkulah mereka dan bantulah mereka untuk keluar dari permasalahan tersebut.

Dukunglah dan bantulah keluarga korban untuk secara bersama-sama menolong korban. Jika mengalami banyak hambatan dalam membantu korban, rujuklah penanganan korban melalui keluarganya kepada pihak yang memiliki kemampuan untuk itu.

B. Masalah-masalah sekitar kecanduan minuman keras

Minuman keras telah menjadi masalah dunia. Baik di Afrika, Amerika Latin, Amerika Utara, Eropa, Asia, Australia maupun di mana saja manusia hidup, bahkan di antara suku-suku bangsa primitif di pulau-pulau terpencil pun kecanduan alkohol telah menjadi salah satu persoalan hidup manusia yang utama. Kecanduan minum-minuman keras menghancurkan kehidupan keluarga, pekerjaan, merusak tubuh, dan menjadi sebab utama dari segala macam perbuatan kriminal. Sedikit sekali tempat di bumi ini yang terbebas dari pengaruh yang merusak ini.

Sebenarnya, hampir setiap orang dapat menjadi orang yang hidupnya bergantung (dependent) kepada obat-obatan, khususnya alkohol. Kecanduan biasanya terjadi jikalau orang yang bersangkutan terus-menerus membiasakan minum-minuman keras dalam takaran yang tinggi. Tetapi mengapa ada jutaan umat manusia yang minum-minuman keras dalam acara-acara sosial tetapi tidak menjadi kecanduan, sedangkan yang lain kira-kira 10% dari semua peminum terjebak menjadi pecandu? Ratusan ahli telah mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Memang tidak ada jawaban yang mudah meskipun kita dapat menyimpulkan, bahwa ada beberapa penyebab yang bisa membawa orang pada kebiasaan yang tidak baik tersebut.

1. Perasaan tertekan

Banyak orang tergoda untuk minum-minuman keras pada saat mengalami tekanan hidup yang berat. Mula-mula alkohol memang menolong peminum melupakan persoalan-persoalan hidupnya, memberikan perasaan tenang dan nyaman. Tetapi apa yang mula-mula cuma menjadi penolong sementara itu kemudian dipakai secara terus-menerus, setiap kali merasa tertekan, kuatir, susah, dan sebagainya, sampai menjadi kecanduan.

2. Kebudayaan dan latar belakang kehidupan

Keluarga dan masyarakat di mana seseorang dibesarkan dapat mempengaruhi sikap orang tersebut dalam menjadi pecandu minuman keras. Kalau orangtua adalah pecandu minuman keras, maka anaknya cenderung menjadi peminum minuman keras pada masa dewasanya. Kalau minum-minuman keras menjadi acara sosial dalam kebudayaan tersebut, dan kalau masalah menjadi mabuk cuma merupakan bahan gurauan, peminum tak punya alasan sama sekali untuk menghindarkan diri dan mengontrol pemakaiannya.

3. Kepribadian seseorang

Pecandu minuman keras biasanya adalah orang-orang yang selalu gelisah, dengan emosi yang tidak matang, dan tak dapat menghadapi frustasi. Biasanya mereka sulit menerima otoritas orang lain, cenderung perfeksionistik, dan selalu merasa terasing di lingkungan masyarakat. Masalah harga diri seringkali menonjol dimana mereka cenderung punya perasaan rendah diri meskipun seringkali dicoba ditutupi dengan lagaknya mendemonstrasikan kepercayaan pada diri sendiri yang berlebihan. Meskipun gejala-gejala ini nampak setelah mereka menjadi peminum, sebenarnya gejala-gejala tersebut menjadi penyebab dari kecenderungannya untuk menjadi peminum.

4. Bakat jasmani

Apakah benar, bahwa ada orang-orang yang kondisi tubuhnya terlalu peka terhadap alkohol? Memang mungkin demikian meskipun sebenarnya bukan kondisi fisik itulah yang menyebabkan seseorang menjadi peminum. Kalau seseorang membiasakan diri dengan minum-minuman keras, dengan sendirinya tubuh menjadi terbiasa dengan rangsangan-rangsangan alkohol tersebut. Untuk mencapai perasaan puas seringkali dosis minuman keras itu harus ditambah, sampai suatu saat tubuh menjadi begitu bergantung kepada minuman keras tersebut supaya dapat memberi reaksi yang menyenangkan perasaan. Kemudian, si peminum itu menjadi kecanduan secara jasmani ataupun kimiawi, sehingga sulit sekali untuk dapat diubah kembali.

5. Keadaan rohani

Alkitab banyak memberikan kesaksian tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan mabuk. Tentu kita ingat apa yang telah terjadi dengan Nuh. Ia adalah seorang yang benar, yang selalu berjalan dijalan Tuhan (Kejadian 6:9). Kehidupannya mutlak dipersembahkan pada Tuhan, sehingga ia begitu patuh pada perintah-Nya untuk membangun bahtera di tengah dataran yang kering meskipun terus-menerus diolok-olok oleh teman-temannya. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Nuh diperkenan Allah (Kejadian 6:8), dan menurut kepada segala sesuatu yang diperintahkan Allah (Kejadian 6:22). Tetapi Alkitab juga menyaksikan, bahwa Nuh minum terlalu banyak air anggur dan kemudian mengalami pengalaman yang menyedihkan dan memalukan oleh karena ia mabuk (Kejadian 9:20-24).

Salah satu penyebab utama dari penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol adalah keadaan rohani yang tidak sehat, dan kevakuman rohani ini adalah gejala umum yang terdapat pada manusia zaman ini. Belajar dari pengalaman Nuh, jelas bahwa orang beriman pun dapat lemah dan terjatuh dalam jerat minuman keras. Nampaknya bukanlah hal yang kebetulan jikalau Paulus menyebut mabuk-mabukan sebagai hal yang bertolak belakang dengan hidup dalam Roh (Efesus 5:18) di mana ia menulis "jangan kamu mabuk oleh anggur yang dapat menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh"

6. Keadaan keluarga

Pada saat satu anggota keluarga terjerat oleh minuman keras, seluruh keluarga menjadi korban. Mula-mula keluarga tersebut berusaha mengabaikan atau melupakan persoalan itu. Kemudian mereka berusaha untuk mencegah dengan menyingkirkan minuman keras dari rumah tangga tersebut atau dengan memarahi peminum tersebut. Seringkali keluarga berusaha menutup-nutupi persoalan itu dengan pengharapan dapat berhenti dengan sendirinya. Padahal ini jarang sekali dapat terjadi. Peminum membuat banyak janji untuk tidak minum lagi, tetapi jikalau ia sudah kecanduan, masalah menghentikannya menjadi begitu sulit, sikap keluarga makin keras, ketegangan-ketegangan muncul dalam rumah tersebut, dan biasanya peminum tersebut justru semakin mendambakan minuman keras. Jadi, sikap keluarga yang tujuannya baik itu biasanya justru memperkuat keinginan peminum untuk meneruskan minum.



C. Konseling bagi Pecandu Minuman Keras

Tidak mudah untuk memberikan konseling kepada pecandu minuman keras dan keluarganya. Seluruh proses harus dijiwai dengan banyak doa dan kebergantungan pada pimpinan dan kuasa Roh Kudus.

Para ahli percaya bahwa perkembangan yang dicapai biasanya lambat sampai peminum itu sendiri benar-benar mengambil keputusan untuk berhenti minum. Kadang-kadang, keluarganya mengambil keputusan untuk tidak lagi melindungi peminum itu sampai orang itu sendiri melihat akibat-akibat yang parah dari tingkah lakunya. Perubahan tidak pernah benar-benar terjadi sebelum peminum membentur garis yang terbawah, mengalami akibat yang begitu menyedihkan dari perbuatannya, dan mengakui bahwa dirinya tak dapat dikendalikan lagi.

Paling sedikit ada lima sasaran yang harus diperhatikan pelayanan konseling bagi pecandu alkohol:

1. Membuat pecandu menghentikan kebiasaannya sama sekali.
2. Memperbaiki kerusakan-kerusakan tubuhnya akibat dari kecanduannya.
3. Menolongnya untuk menemukan cara bagaimana dapat mengatasi tekanan dalam hidupnya.
4. Menolongnya menggunakan pengganti alkohol yang tidak menimbulkan
5. efek-efek sampingan.
6. Menolong membangun kembali harga diri dan mengatasi rasa bersalahnya secara sehat.

Dua hal yang pertama merupakan tanggung jawab dokter. Jikalau jasmani orang tersebut sudah sedemikian bergantung kepada rangsangan alkohol, ia tidak dapat menolong dirinya sendiri tanpa pertolongan seorang dokter, sedangkan konselor-konselor lebih efektif dalam menghidupkan semangat yang baru, menolong konseli mengatasi rasa bersalahnya dan mengalami pengampunan, mengajar konseli bagaimana menghadapi tekanan-tekanan hidupnya dan perasaan tidak berharganya, memberikan semangat untuk dapat menerima dan memperbarui cara hidupnya, menolong keluarganya dalam penyesuaian diri kembali, dan meyakinkan konseli, bahwa hanya Kristuslah yang dapat mengisi kekosongan hidupnya (Efesus 5:18).

Dalam proses bimbingan itu konseling biasanya jatuh bangun, ada saat saat di mana dia jatuh lagi dalam minuman keras yang diikuti dengan kekecewaan dan sikap menghukum diri sendiri. Tetapi pada waktunya, kesembuhan yang total bisa betul-betul terjadi.



D. Strategi Bimbingan

1. Jika orang yang Anda layani sedang dalam keadaan mabuk, semua usaha pelayanan hanyalah penyia-nyiaan waktu. Percakapan yang terjadi bukan dengan orangnya, tapi dengan "mabuknya", sehinggam malah akan membawa akibat negatif bagi si pemabuk. Jadi aturlah pertemuan pada saat lain yang lebih baik. Jika keadaannya di luar kontrol, hubungi pusat pelayanan kesehatan terdekat. Karena pemabuk cenderung tidak jujur dan sering menipu, pembimbing harus menunjukkan sikap kasih yang "keras".
2. Tanyakan, apakah dia sungguh ingin ditolong, atau, apakah dia menghubungi Anda karena ingin mendapat simpati dan dukungan atas tindakannya.
3. Tegaskan bahwa dia harus mengakui adanya masalah yang tak dapat diselesaikannya sendiri. Alkohol jauh lebih kuat dari dirinya dan dia tidak dapat mengalahkannya sendirian. Bersediakah dia membuang alkohol demi kebaikan hidupnya? Kurang dari ini, tidak ada kelepasan. Dia harus berhenti bersandiwara. Dia sendiri bertanggung jawab atas kondisi dan masalah dirinya (Billy Graham)















BAB IV

PENUTUP



B. Kesimpulan

Istilah alkohol berasal daripada bahasa Arab al-kuhol, yang bermaksud 'sesuatu yang tersembunyi' atau 'antimoni yang dipecah-pecahkan sehingga halus' yang digunakan sebagai celak. Akhirnya istilah ini memberi maksud 'bauan yang harum'. Ahli kimia Arab dipercayai pertama sekali melakukan proses penyulingan alkohol, proses pembuatan minuman beralkohol yang sangat kuat melalui fermentasi buah anggur pertama sekali dilakukan secara besar-besaran di Eropa pada sekitar tahun Masehi 1200.

Alkohol adalah zat yang paling sering disalahgunakan manusia, alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. Setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi.

Ada 3 golongan minuman beralkohol yaitu golongan A; kadar etanol 1%-5% (bir), golongan B; kadar etanol 5%-20% (anggur/wine) dan golongan C; kadar etanol 20%-45% (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput).

Macam-macam minuman dan bahan yang mengandung alkohol

1. Alkohol dalam minuman

2. Alkohol dalam Makanan/Minuman

3. Alkohol dalam Obat-Obatan

4. Alkohol dalam Kosmetik

Salah satu tanda dan gejala orang yang kecanduan alkohol yaitu perubahan perangai atau perilaku seperti : yang biasanya periang tiba-tiba menjadi pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang jelas. Sering menguap dan mengantuk, malas, melamun dan tidak mempedulikan kebersihan atau penampilan diri dan lain-lain

Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah / kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan perasaan relax, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan.

Bila dikonsumsi berlebihan, akan muncul efek sebagai berikut: merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan) muncul akibat ke fungsi fisik-motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri. kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu.

Pengguna biasanya merasa dapat mengendalikan diri dan mengontrol tingkah lakunya. Pada kenyataannya mereka tidak mampu mengendalikan diri seperti yang mereka sangka mereka bisa. Oleh sebab itu banyak ditemukan kecelakaan mobil yang disebabkan karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.

Pemabuk atau pengguna alkohol yang berat dapat terancam masalah kesehatan yang serius seperti radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. Kadang-kadang alkohol digunakan dengan kombinasi obat - obatan berbahaya lainnya, sehingga efeknya jadi berlipat ganda. Bila ini terjadi, efek keracunan dari penggunaan kombinasi akan lebih buruk lagi dan kemungkinan mengalami over dosis akan lebih besar.



C. Saran

Diharapkan menghentikan penyalahguaan alkohol demi kesalamatan generasi muda khusunya dan bagi umat manusia pada umumnya.





DAFTAR PUSTAKA



Alkohol. 2007. avalable from : http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol"



Ansel, 2005:313,606). Farmakologi & Ginekologi. Jilid 3 : EGC. Jakarta.



PerMenkes No. 86/1977. Definisi dan klasifikasi miras.



Penggunaan mikroorganisme pada proses fermentasi. Tabloid Dialog Jumat, Jumat 18 Pebruari 2005, hal. 6).



Prinsip dasar alkohol available from http://www.halalmui.or.id

bahaya kehamilan usia remaja

Bahaya Kehamilan di Usia Remaja

Posted on April 29th, 2009 in Kesehatan

Oleh : Surani. W

MENURUT WHO (World Health Organization) risiko kematian pada persalinan usia remaja kurang dari 19 tahun, dua kali lipat dari risiko melahirkan di usia lebih dari 20 tahun. Angka risiko kematian pada persalinan ini akan menjadi 5 kali lebih tinggi bila melahirkan di usia antara 10 sampai 15 tahun.

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan Rumah Sakit Husada Balikpapan (RSHB) Ahmad Yasa, Sp.OG mengatakan, kehamilan remaja termasuk kehamilan risiko tinggi, yang akan meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun janinnya. Semakin muda usia ibu yang sedang hamil, maka risiko yang dihadapi akan menjadi semakin besar.

Menurutnya, penyulit yang terjadi selama kehamilan dan persalinan pada kehamilan remaja lebih besar dibandingkan dengan kehamilan usia lebih 20 tahun.

Dijelaskan, adapun beberapa komplikasi yang sering timbul pada kehamilan remaja antara lain adalah terjadinya “keracunan” kehamilan atau biasa disebut eklampsia, yang ditandai tekanan darah tinggi dan kejang, perdarahan pada saat atau sesudah persalinan, persalinan macet yang akhirnya menjalani operasi sesar, bayi berat badan lahir rendah (BBLR), cacat pada janin, dan infeksi.

“Semua komplikasi di atas berisiko menyebabkan kematian pada ibu maupun kematian pada bayi,” sebut pria yang akrab disapa dr Yasa ini.

Lebih lanjut dijelaskan, risiko komplikasi kehamilan dan komplikasi persalian akan semakin tinggi seiring semakin mudanya usia seorang remaja. Risiko komplikasi tertinggi akan terjadi pada kehamilan remaja di usia 20 tahun ke bawah, karena rongga panggul belum tumbuh mencapai ukuran dewasa, belum berkembang matang sehingga rongga panggulnya sangat sempit.

“Hal ini menyebabkan persalinan macet, sehingga ketika melahirkan, rongga panggulnya tidak bisa dilalui oleh kepala bayi yang normalnya berdiamater antara 9-10 cm. Bila demikian, maka persalinan harus melalui operasi sesar,” ucapnya.

Yasa mengatakan, menurut beberapa penelitian, kehamilan usia remaja, di samping berdampak buruk terhadap kesehatan, juga berdampak terhadap sosial ekonomi dan psikologi. Tidak sedikit wanita pascapersalinan yang mengalami depresi.

Di samping itu juga dikatakan, wanita yang menikah di usia muda atau berhubungan seks pertama kali di usia kurang dari 19 tahun juga akan berisiko menderita kanker leher rahim.

”Penyakit kanker leher rahim adalah penyebab kematian tertinggi pada kaum wanita di Indonesia. Tetapi ini bukan berarti semua wanita yang menikah dan kemudian hamil sebelum berumur 19 tahun, pasti menderita kanker leher rahim. Namun riset membuktikan bahwa risiko menderita kanker leher rahim peluangnya sangat tinggi bila seorang wanita melakukan hubungan seks pertama lalu hamil di usia kurang dari 19 tahun,” terangnya.

Nah, bagi wanita remaja yang sudah terlanjur menikah di usia remaja, disarankan untuk melakukan pencegahan terhadap kanker leher rahim, yakni dengan pemberian vaksin antikanker rahim. Di samping itu, perlu pula melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim (Pap Smear), setidaknya setelah 3 tahun menikah atau 3 tahun setelah hubungan seksual pertama kali.

“Kemudian juga menunda kehamilan hingga usia 19 tahun, dengan cara menggunakan alat kontrasepsi atau keluarga berencana (KB),” tandasnya.(dha)

teori pengetahuan

Selasa, 2008 Juni 09
Oleh : Dian. F.
Teori Pengetahuan ???

Apa juga ya Pengetahuan itu ????

Sub Pokok Bahasan : Konsep Pengetahuan
1. Pengertian
2. Tingkat Pengetahuan
3. Cara Memperoleh Pengetahuan
4. Proses Prilaku Tahu
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
6. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Konsep Pengetahuan
Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003)
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.

Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.



Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu: (Notoadmodjo, 2003)
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu ”tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.


b. Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.


c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.


e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.




f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoadmojo,2003:11 adalah sebagai berikut :
1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
a. Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan maungkin lsebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.



b. Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.



c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai Upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.

Proses Prilaku TAHU
Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung dari maupun tidak apat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)
2. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus.
3. Evaluation (menimbang-nimbang) individu aka mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru
5. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus



Pada penelitian selanjutnya, Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (ling lasting) namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Faktor Internal
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmojo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.




2. Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.


3. Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

b. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (3 lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
2. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

3. Informasi

Pengetahuan diperoleh melalui informasi yaitu kenyataan (fakta) dan melihat dan mendengar sendiri. Seseorang yang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas




Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
1. Baik : Hasil presentase 76% - 100%
2. Cukup : Hasil presentase 56% – 75%
3. Kurang : Hasil presentase <>

di Tulis oleh @Lia di 08:43

Reaksi:



0 komentar:
Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Halaman Muka

Langgan: Poskan Komentar (Atom)
Gabung Yuk...

Post

Atom

Post

Komentar

Atom

Komentar

Anda membutuhkan ilmu kebidanan?

Pengikut

Daftar Blog Saya

*

http//blogger.com: The Leading Genealogy Site on the Net

-

Sugeng Rawuh Nggeh...

Midwifery @Kebidanan

My Princes

My Princes

I Love My Princes

I Love My Princes

BELAJAR YUUUK

* Artikel Kesehatan
* Asuhan Kebidanan Kehamilan
* Asuhan Kebidanan Komunitas
* Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita
* Asuhan Kebidanan NIfas
* Asuhan Kebidanan Patologi
* Asuhan Kebidanan Persalinan
* CURHAT aku
* ILMU KESEHATAN ANAK
* Teori-teori Up date

Arsip Blog

* ▼ 2009 (17)
o ► Agustus (1)
+ ► Agu 17 (1)
# Marhaban Ya Ramadhan....
o ► Juli (1)
+ ► Jul 25 (1)
# Teori PERAN ???
o ▼ Juni (3)
+ ▼ Jun 09 (3)
# Teori KEPATUHAN ???
# Teori MOTIVASI
# Teori Pengetahuan ???
o ► Mei (6)
+ ► Mei 29 (3)
# PERDARAHAN AKIBAT DEFISIENSI VITAMIN K (PDVK)
# Apakah Vitamin K itu ???
# Profilaksis Vit K1 bayi baru lahir
+ ► Mei 27 (1)
# SeNaM HaMiL
+ ► Mei 23 (1)
# Making Pregnancy Safer (MPS)
+ ► Mei 21 (1)
# Pentingnya Mobilisasi Dini
o ► Januari (6)
+ ► Jan 15 (1)
# Kanker Rahim Pada Wanita
+ ► Jan 09 (1)
# Bagaimana ya si kecil "Bayi" saat dia lahir ??
+ ► Jan 08 (1)
# Manajemen Awal Kala I Persalinan
+ ► Jan 04 (1)
# Posisi Tidur Terbaik Selama Kehamilan
+ ► Jan 01 (2)
# BAYI BESAR VS MAKROSOMIA VS GAINT BABY
# Obesitas dan Kehamilan

* ► 2008 (20)
o ► Desember (8)
+ ► Des 16 (1)
# Anda membutuhkan materi Kebidanan ???
+ ► Des 12 (4)
# MITOS-MiToS PeRaWaTaN BaYi
# HypnoBirthing, Teknik Melahirkan Minus Rasa Takut
# KeHaMiLaN ReSiKo TiNgGi (KRT)
# 4 terlalu dan 3 terlambat
+ ► Des 01 (3)
# IKTERUS NEONATORUM
# Adaptasi Bayi Baru Lahir
# Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir
o ► November (10)
+ ► Nov 29 (1)
# BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
+ ► Nov 28 (1)
# All About PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
+ ► Nov 15 (2)
# Inilah Keluargaku....
# Slamat Jalan KakakKu Sayang...
+ ► Nov 11 (1)
# My dreams...
+ ► Nov 08 (1)
# Putri Rahmalia Achmad
+ ► Nov 07 (2)
# Wisuda Pertama Poltekes yapkesbi Sukabumi
# Kebersamaan...
+ ► Nov 06 (1)
# Oh musim....
+ ► Nov 01 (1)
# My best Friend...
o ► Oktober (1)
+ ► Okt 20 (1)
# Kampusku
o ► September (1)
+ ► Sep 19 (1)
# Rotasi kehidupan

Tampilan slide

Google Music Search

Bu'E Calendar



World Clocks

TeleMessage SMS Sender

Baris Video







powered by


Terimakasih

Atas Kunjungan anda ke Blog ini. Smoga apa yang anda Baca dalam Blog ini bermanfaat buat Anda. Aminnnn